Sejak sekitar 3 minggu yang lalu saya dan duo LP’ers yang lain (Wiwi & Elen) akhirnya memulai misi mulia untuk bisa berenang. Kami yang sama sekali tidak punya basic kemampuan berenang memberanikan diri untuk bersahabat dengan air; bahkan mulanya Elen punya trauma yang cukup mendalam karena bertahun-tahun yang lalu dia nyaris tergelincir ketika turun dari perahu bermesin.
Di suatu sabtu pagi yang random akhirnya kami mendatangi sebuah kolam renang keluarga yang dibuka untuk umum. Kami sengaja memilih waktu pagi-pagi, sekitar pukul 6.30, agar bebas menguasai kolam renang tanpa ada pengunjung lain di luar rombongan. Hal pertama yang kami lakukan adalah melakukan pemanasan ala kadarnya.
Masuk ke kolam renang dengan perasaan sedikit khawatir, merasa tidak nyaman ketika air merendam kepala dan nyaris masuk ke lubang telinga, hingga tersedak akibat air yang terminum sepertinya merupakan ritual wajib yang akan dialami oleh orang yang baru belajar berenang. Namun seiring dengan berjalannya waktu, ternyata persahabatan kami dengan air kolam renang semakin bertambah mesra. Kami semakin akrab dengan air dan mulai menganggapnya sebagai teman yang menyenangkan. Memang, tak dapat dipungkiri, saya pribadi merasa bahwa modal utama belajar berenang adalah Berani.
Di suatu sabtu pagi yang random akhirnya kami mendatangi sebuah kolam renang keluarga yang dibuka untuk umum. Kami sengaja memilih waktu pagi-pagi, sekitar pukul 6.30, agar bebas menguasai kolam renang tanpa ada pengunjung lain di luar rombongan. Hal pertama yang kami lakukan adalah melakukan pemanasan ala kadarnya.
Masuk ke kolam renang dengan perasaan sedikit khawatir, merasa tidak nyaman ketika air merendam kepala dan nyaris masuk ke lubang telinga, hingga tersedak akibat air yang terminum sepertinya merupakan ritual wajib yang akan dialami oleh orang yang baru belajar berenang. Namun seiring dengan berjalannya waktu, ternyata persahabatan kami dengan air kolam renang semakin bertambah mesra. Kami semakin akrab dengan air dan mulai menganggapnya sebagai teman yang menyenangkan. Memang, tak dapat dipungkiri, saya pribadi merasa bahwa modal utama belajar berenang adalah Berani.
(source: Mr.Google)
Berani untuk tenggelam; meskipun mungkin tidak sampai batas seektsrim itu. Intinya berani mulai mengayuh kaki, berani untuk menggerakkan tangan, dan berani untuk “kelelep” dalam air. Beruntungnya, kami saling membantu satu sama lain. Ketika satu orang mulai berenang, yang lain akan mengawasi dan siap menangkap bila sudah terlihat akan tenggelam. Jadi kalau belum tenggelam ya dibiarkan saja,hehe. Keberanian kami semakin bertambah setelah mengetahui bahwa Archimedes sudah ‘menjamin’ bahwa semestinya kita tidak akan tenggelam di kolam renang karena massa air kolam renang lebih besar (lebih berat) dibandingkan massa tubuh kita sehingga ‘seharusnya’ kita mampu mengapung. Menurut sebuah artikel secara logika kita lebih mungkin akan tenggelam bila kecebur di comberan/empang dibandingkan kecebur di kolam renang. Dengan penghayatan yang tinggi terhadap kata-kata sakti Archimedes, terbukti sedikit banyak mampu memberikan sugesti kepada kami untuk lebih berani di dalam air.
Secara keseluruhan, ternyata berenang itu menyenangkan. Dan yang mengagetkan adalah ternyata belajar berenang itu tidak sesulit yang kita bayangkan. Dengan 2-3 kali nyemplung ke kolam renang kita sudah mulai bisa berenang, meskipun dengan kemampuan yang sangat mendasar. Nantinya akan ada banyak teknik-teknik yang bisa dipelajari agar bisa berenang dengan baik, seperti teknik pernapasan, dll. Kami sendiri terus belajar agar mampu berenang dengan lebih baik. Siapa tau suatu hari bisa banting stir jadi atlet renang :p. Belajar berenang kiatnya adalah Berani...
Berani untuk tenggelam; meskipun mungkin tidak sampai batas seektsrim itu. Intinya berani mulai mengayuh kaki, berani untuk menggerakkan tangan, dan berani untuk “kelelep” dalam air. Beruntungnya, kami saling membantu satu sama lain. Ketika satu orang mulai berenang, yang lain akan mengawasi dan siap menangkap bila sudah terlihat akan tenggelam. Jadi kalau belum tenggelam ya dibiarkan saja,hehe. Keberanian kami semakin bertambah setelah mengetahui bahwa Archimedes sudah ‘menjamin’ bahwa semestinya kita tidak akan tenggelam di kolam renang karena massa air kolam renang lebih besar (lebih berat) dibandingkan massa tubuh kita sehingga ‘seharusnya’ kita mampu mengapung. Menurut sebuah artikel secara logika kita lebih mungkin akan tenggelam bila kecebur di comberan/empang dibandingkan kecebur di kolam renang. Dengan penghayatan yang tinggi terhadap kata-kata sakti Archimedes, terbukti sedikit banyak mampu memberikan sugesti kepada kami untuk lebih berani di dalam air.
Secara keseluruhan, ternyata berenang itu menyenangkan. Dan yang mengagetkan adalah ternyata belajar berenang itu tidak sesulit yang kita bayangkan. Dengan 2-3 kali nyemplung ke kolam renang kita sudah mulai bisa berenang, meskipun dengan kemampuan yang sangat mendasar. Nantinya akan ada banyak teknik-teknik yang bisa dipelajari agar bisa berenang dengan baik, seperti teknik pernapasan, dll. Kami sendiri terus belajar agar mampu berenang dengan lebih baik. Siapa tau suatu hari bisa banting stir jadi atlet renang :p. Belajar berenang kiatnya adalah Berani...
No comments:
Post a Comment