Selalu menguras emosi. Itulah yang
kurasakan. Beberapa menit yang lalu aku menyelesaikan membaca salah satu buku
karya Torey Hayden yang berjudul “Mereka Bukan Anakku:Jalinan Kasih yang
Tersisih” atau yang dalam versi aslinya berjudul “Somebody Else’s Kids”. Sama
seperti buku Torey yang sebelumnya pernah kubaca, di buku ini pun Torey
menceritakan pengalamannya dalam menangani dan mengajar anak-anak berkebutuhan
khusus; ada Lori, anak yang mengalami kerusakan otak akibat siksaan orang
tuanya; si Boo, anak autistik yang seperti hidup di “dunia peri”; Tomaso, anak
temperamental yang emosinya terganggu karena pernah menyaksikan kejadian
traumatis (ayahnya ditembak mati oleh ibu tirinya di depan matanya sendiri);
serta ada Claudia, gadis dua belas tahun yang hamil.